seringkali saya menulis sekedar untuk bertanya
segala macam pertanyaan
berharap ada yang bisa menjawab,
berharap manusia yang menjawab,
bukan sebuah mesin pencari maya.
berusaha menyelidik,
masih adakah peduli?
tapi ah.
memang ada yang mau menjawab?
lebih lebih, memang ada yang mau membaca?
tak lebih saya bertanya pada udara kosong.
pada musik yang tak memainkan satu nada pun yang saya mau.
pada layar petak ini, yang tetap sama jika tidak saya atur.
pada bebayang bulu mata saya yang menghalangi jernihnya pandangan.
saya bertanya pada benda mati.
saya bertanya untuk sia sia.
untuk tidak mendapat jawaban,
dan menjadi lebih bingung lagi daripada sebelumnya.
bagaimana jika lain kali saya menulis untuk menyuruh saja?
untuk memerintah?
atau untuk mengungkap sebuah titik?
ah
lihat, baru saja saya bertanya lagi.
Tuesday, September 21, 2010
Friday, September 10, 2010
it's a metaphor, people.
i only have one question.
who is less fortunate,
a person who never get to taste a cheesecake at all,
or the other one who taste a lot of it but one day ate the wrong one
and fell sick?
get it?
no?whattheheck.
i don't expect anyone to get it anyway.
who is less fortunate,
a person who never get to taste a cheesecake at all,
or the other one who taste a lot of it but one day ate the wrong one
and fell sick?
get it?
no?whattheheck.
i don't expect anyone to get it anyway.
Thursday, September 9, 2010
mencoba memenuhi pintamu
Mau memintaku menulis tentang cinta?
masih saja?
mengapa?
sudah pernah kukatakan dulu, aku tak mengerti
tak mengerti makna yang dalam dari kata berhuruf lima itu
tak mengerti bagaimana bisa dua orang bisa kehilangan akal sehat dan dikendalikan emosi
tak mengerti bagaimana bisa ada istilah- istilah seperti,
"Cinta itu buta"
"Hati melambung"
"True love"
dan, ya Tuhan, baru saja aku melihat ke televisi di depanku
dan ada sebuah drama Korea berjudul
"Down with love"
apa yang selama ini terjual?
apa itu cinta?
yang kukenal hanyalah kekaguman
yang kusaksikan hanyalah nafsu
Apa benar yang ada hanyalah perasaan komersial yang dangkal?
suka-sayang-cinta
begitu siklus perasaan, kata mereka
aku tetap tak mengerti
kuharap aku normal dengan segala ketidaktahuan dan ketidakmengertianku
aku bahkan tak bisa menakar dengan tepat dimana kedudukanku.
suka?
katanya terlalu dangkal. terlalu "judge a book by its cover"
sayang?
katanya sih setingkat lebih tinggi.
cinta?
ah.
terlalu banyak "katanya"
terlalu banyak definisi
terlalu banyak subyektivitas
terlalu berlebihan, menurutku.
mungkin suatu hari aku akan dibungkam olehnya
mungkin suatu hari ia akan berkata,
"Kau lihat? sudah pernah kubilang, jangan sok tahu."
mungkin suatu hari aku akan bersikap eksklusif dan merasa dunia memang hanya milikku dan miliknya.
ah, tapi,
kembali lagi, aku bosan dengan dugaan dan prasangka.
karena keduanya berasal dari pikiranku sendiri
dan bukankah sudah kubilang tadi,
bahwa aku tak mengerti?
baiklah.
kau puas?
apakah kini aku memenuhi permintaanmu?
ya, aku tahu kau menyesal telah meminta,
karena kini kau malah semakin bingung.
tapi bukankan sudah kubilang tadi,
bahwa aku tak mengerti?
masih saja?
mengapa?
sudah pernah kukatakan dulu, aku tak mengerti
tak mengerti makna yang dalam dari kata berhuruf lima itu
tak mengerti bagaimana bisa dua orang bisa kehilangan akal sehat dan dikendalikan emosi
tak mengerti bagaimana bisa ada istilah- istilah seperti,
"Cinta itu buta"
"Hati melambung"
"True love"
dan, ya Tuhan, baru saja aku melihat ke televisi di depanku
dan ada sebuah drama Korea berjudul
"Down with love"
apa yang selama ini terjual?
apa itu cinta?
yang kukenal hanyalah kekaguman
yang kusaksikan hanyalah nafsu
Apa benar yang ada hanyalah perasaan komersial yang dangkal?
suka-sayang-cinta
begitu siklus perasaan, kata mereka
aku tetap tak mengerti
kuharap aku normal dengan segala ketidaktahuan dan ketidakmengertianku
aku bahkan tak bisa menakar dengan tepat dimana kedudukanku.
suka?
katanya terlalu dangkal. terlalu "judge a book by its cover"
sayang?
katanya sih setingkat lebih tinggi.
cinta?
ah.
terlalu banyak "katanya"
terlalu banyak definisi
terlalu banyak subyektivitas
terlalu berlebihan, menurutku.
mungkin suatu hari aku akan dibungkam olehnya
mungkin suatu hari ia akan berkata,
"Kau lihat? sudah pernah kubilang, jangan sok tahu."
mungkin suatu hari aku akan bersikap eksklusif dan merasa dunia memang hanya milikku dan miliknya.
ah, tapi,
kembali lagi, aku bosan dengan dugaan dan prasangka.
karena keduanya berasal dari pikiranku sendiri
dan bukankah sudah kubilang tadi,
bahwa aku tak mengerti?
baiklah.
kau puas?
apakah kini aku memenuhi permintaanmu?
ya, aku tahu kau menyesal telah meminta,
karena kini kau malah semakin bingung.
tapi bukankan sudah kubilang tadi,
bahwa aku tak mengerti?
just sharing.
Room eleven- Lalala Love
I can't write about love no more
I should be feeling sad
Now I know it wasn't you
Who drove me mad
It was that chemical stuff in my head
Oh lalalalalalalalala
Phenylethylamine
Can't get enough
Oh oh lalalalalala l'amour
Noradrenaline
Je comprends
Lalalalalala Liebe
Endorfine
Ich kann nicht genug bekommen
When they've just arrived
I know exactely when
Oh I'm feeling so alive
But I know when they're gone again
I have to find me another man
Lalalalalalala
Phenylethylamine
Can't get enough
Oh oh
Hmmmm!
Lalalalalalala
Lalalalalalalalala
Phenylethylamine
Can't get enough
No lalalalalalalalalalalala
Lalalalalala love love love love love
Lalalalala oh can't get enough
Ik kan er niet genoeg van krijgen
La lalalalalalalalalalala
Oh lalalalalalalala love love
heck yeah.
so that's the bloody villain all along.
Phenylethylamine and friends, you ruin my world.
Saturday, September 4, 2010
ya, mohon dijawab.
wajah- wajah itu..
siapa tak tahu mereka?
toh kami jugalah yang mencentangi wajah- wajah itu,
dahulu.
ya, dahulu,
dan mungkin sekarang kami menyesal?
ya, sekarang,
sekarang penuh dengan argumen payah.
katanya berpendidikan,
hey para pemilik nama lengkap bergelar panjang,
kini gaji besar pun mulai dipertanyakan.
kau mengatasnamakan negara,
ibu pertiwi,
tanah air!
demi apa?
kepentingan pribadi semata.
kesenangan diri.
dengan memakai topeng kebajikan,
tameng malaikat pembela keadilan dan kesejahteraan,
kau bersembunyi di belakang mobil miliaran rupiah
dan kolam renang yang multifungsi sebagai pemadam kebakaran
sungguh, kami tak habis pikir, pak.
mengapa semakin hari tak ada lagi yang logis?
tak masuk akal?
apa kami salah?
mohon dijawab,
apa kami yang patut dicerca,
karena telah memilih dengan gegabah?
siapa tak tahu mereka?
toh kami jugalah yang mencentangi wajah- wajah itu,
dahulu.
ya, dahulu,
dan mungkin sekarang kami menyesal?
ya, sekarang,
sekarang penuh dengan argumen payah.
katanya berpendidikan,
hey para pemilik nama lengkap bergelar panjang,
kini gaji besar pun mulai dipertanyakan.
kau mengatasnamakan negara,
ibu pertiwi,
tanah air!
demi apa?
kepentingan pribadi semata.
kesenangan diri.
dengan memakai topeng kebajikan,
tameng malaikat pembela keadilan dan kesejahteraan,
kau bersembunyi di belakang mobil miliaran rupiah
dan kolam renang yang multifungsi sebagai pemadam kebakaran
sungguh, kami tak habis pikir, pak.
mengapa semakin hari tak ada lagi yang logis?
tak masuk akal?
apa kami salah?
mohon dijawab,
apa kami yang patut dicerca,
karena telah memilih dengan gegabah?
Subscribe to:
Posts (Atom)