Sunday, April 28, 2013

Aku mau jadi Akira Kurosawa

Semalam aku bermimpi sampai empat babak. Empat kisah dalam satu kali tidur. Umumnya, pada hari-hari normal, mimpiku hanya satu sampai dua kisah. Tapi kemarin aku terlalu lelah, mungkin. Ada pengaruh paracetamol yang menyebabkan kantuk juga, pastinya. Intinya aku tertidur sampai belasan jam. Aku lupa menghitung berapa jam sebenarnya aku tertidur, dan sekarang pun aku lelah dan malas mengingat-ingat dan menghitungnya.

Aku menyesal tidak menyimpan catatan mengenai mimpi-mimpiku. Terutama karena terkadang aku merasa mimpi-mimpiku suka luar biasa, kalau difilmkan, bisa jadi percampuran genre science fiction, horror, thriller, rom-com, action. Siapa tahu, di kemudian hari, aku bisa seperti Akira Kurosawa, menulis naskah film berdasarkan mimpi-mimpiku.

Malam ini, sebelum tidur, aku menenggak empat gelas air putih sampai kembung. Harapanku, aku bisa terbangun di malam hari untuk ke toilet. Dari jurnal sains yang aku temukan di internet, orang yang sering terbangun di malam hari, lebih mudah mengingat mimpinya.

Aku bercerita ke temanku tentang keinginanku mengingat mimpi. Aku bertanya, apa dia pernah seperti itu. Dia tertawa, menjawab tidak, lalu menuduhku ingin lari dari kenyataan. Kau memang suka aneh, demikian ujarnya. Terkadang aku bingung, apa aku yang aneh, atau aku hanya belum menemukan teman yang sepemikiran saja.

Aku menjawab, tidak begitu. Mimpi-mimpiku tidak semuanya indah. Suatu hari aku bermimpi tentang neraka. Kau pikir aku mau terus mengingat-ingat neraka karena aku ingin lari ke neraka? Aku hanya merasa mimpi-mimpiku bisa jadi inspirasi kisah yang seru kalau saja aku bisa mengingatnya. Suatu novel, atau kompilasi antalogi cerita pendek yang absurd. Dia hanya mengangkat alis dan manggut-manggut. Entah apa maksudnya.

Malam ini, aku tidak bisa tidur. Seperti anak bocah yang begadang semalaman, terlalu semangat karena esok harinya mau pergi bertamasya ke pantai, aku terlalu menantikan mimpi, yang tidak kunjung datang. Malam ini, alih-alih bermimpi, aku ada di depan laptop, menulis tentang mimpi. Mimpi-mimpi yang tidak bisa kuingat, mimpi-mimpi yang tidak kumiliki.