Sunday, October 28, 2012

Oh, Technology

it's that feeling you have when a person you love confided his/her problems and worries to you, but you totally run out of words to calm him/her down. not even hug emoticons are enough to represent your point, that you may not be able to provide solutions, but all you can offer is a mere hug.

ever having a hard time to send a text for a person in grief? ever having the urge to hug them instantly, but all you can give is a smiley hug? literally -- a smiley hug with smile on it. ever trying to make your point clear by sending long sentences in one text, only to know that there are some errors in the sending so all you send is a "some-text-missing" text?

Oh, technology. it helps you communicate -- but it comes with certain borders and limitations.

Sunday, October 21, 2012

jatuh dalam dosa distraksi
ini saat-saat tepat untuk mengutuki diri sendiri, sebenarnya. ketika seharusnya mata saya menatap halaman demi halaman itu,ketika seharusnya tangan saya meraih tumpukan buku itu dan membalik-balik halamannya, berusaha menjejalkan kontennya sebanyak mungkin ke dalam kepala. iya. ketika seharusnya saya tidak di sini, menulis karena alasan sederhana saja: udah lama gak nulis kayak gini
malam-malam seperti ini memang paling tepat buat tiba-tiba kehilangan fokus. padahal tadi sudah sangat tekun membaca dan mengetik, mengetik lalu membaca, tapi tiba-tiba teringat si adik yang lagi sendirian di rumah dan belum saya kontak seharian. mau mencoba sms tapi ternyata pulsa habis. akhirnya mau tidak mau buka tab chrome. terdiam sebentar, berpikir antara dua pilihan, bertanya kabar lewat twitter atau facebook. akhirnya diputuskan facebook, karena twitter lebih potensial mendorong naluri alamiah saya sebagai manusia: kepo. akhirnya saya mengirim pesan ke inbox facebook si adik. bertanya kabar, meminta maaf tidak menanyakan kabar sejak pagi tadi, meminta maaf tidak mengangkat teleponnya tadi pagi karena saya masih tertidur pulas, dan bertanya kabar lagi. 
saya sudah punya perasaan kalau saya pasti akan nyasar dan tidak kembali lagi ke proses membaca-mengetik yang tadi saya lakukan dengan sangat tekunnya. ternyata benar, saya malah kepo. ada teman yang baru berganti profile picture, ada teman yang baru putus, ada juga yang baru jadian. ada teman yang mengirim game request (yang entah sudah untuk keberapa kalinya hari ini). setengah jam saya habiskan dengan dorongan rasa penasaran.
pada akhirnya saya malah terdampar di tempat yang sejak awal sudah saya berusaha jauhi: twitter. tempat terlarang yang layaknya buah terlarang, memiliki konsekuensi tertentu jika didekati. dan benar, pada akhirnya ada setengah jam lagi yang saya habiskan untuk membalas-balas mention dan membaca ocehan orang lain. layaknya buah terlarang, ketika saya kembali ke kegiatan membaca-mengetik saya tadi, saya diusir. enyah, keluar. begitu katanya. saya pun tidak bisa lagi membaca dan mengetik selancar dan setekun tadi. halaman-halaman itu mengusir saya. 
badan mulai pegal karena duduk tepat di bawah hawa dingin AC, akhirnya saya merenggangkan badan, menguap sebentar, sendawa dan memaki kondisi. tiba-tiba terdengar suara aneh dari luar kamar dan tas yang saya taruh di atas koper tiba-tiba terjatuh. bisa saja karena angin AC. bisa saja karena posisinya dari awal tidak mendukung. tapi kesunyian, suara aneh, tas yang terjatuh tadi memperkuat keyakinan saya bahwa manusia tidak hidup sendiri dan ada dimensi lain di luar sana. akhirnya saya terdorong untuk membuka winamp, memutar koleksi lagu-lagu yang sejujurnya sudah lama tidak saya update. playlist yang itu lagi, yang itu lagi. tidak apa-apa, selama saya terdistraksi dari kesunyian dan suara-suara aneh. tapi satu hal terselip dari kesadaran saya, bahwa usaha saya mendistraksi diri dari rasa takut ternyata berakhir menjadi distraksi lain. saya jadi semakin diusir jauh dari halaman-halaman itu, karena tiba-tiba saya lebih tertarik untuk bernyanyi dengan pelan mengikuti alunan lagu yang dengan kencang menembus telinga saya. 
saya sadar, tidak ada salahnya istirahat sejenak. toh saya sudah diusir dan kehilangan fokus saya. saya tiba-tiba teringat tempat ini. sudah lama sekali saya tidak berkunjung, saya tadi bahkan hampir lupa alamatnya. theodoraagnes atau theodora.agnes. dengan titik atau tanpa. tapi saya berhasil ingat, dan di sinilah saya sekarang. memang mengetik dan membaca lagi, tapi bukan halaman-halaman tadi yang mengusir saya begitu saya tergoda dan jatuh dalam dosa distraksi. halaman ini cuma satu, ia menerima saya dengan lapang, semacam rindu. begitu pula saya.

---