Monday, February 28, 2011

road-trip

back on this road. the road i once knew so well. observing how dust can seem to be so familiar. feeling the need to cry and scream, betraying my dignity. sun rises and sets in a brief moment of silence without my conscience, it's dark already and i feel no fear.

Sunday, February 27, 2011

Dunia.

dunia yang kita jalani sekarang adalah dunia dimana seorang bocah laki-laki berumur 14 tahun telah mempunyai buku biografi yang merekam kehidupannya selama 14 tahun. sungguh banyak pengalaman bocah itu, sungguh lama ia telah hidup dan mengecap asam garam kehidupan. ya anda benar, saya sedang sarkastik.

dunia yang kita jalani sekarang adalah dunia dimana sekelompok orang berkeyakinan berbeda dapat diakhiri hidupnya dengan gampang oleh sekelompok orang lainnya. semua atas nama Tuhan, paling tidak itu yang mereka teriakkan saat darah muncrat mengenai wajah mereka.

dunia yang kita jalani sekarang adalah dunia yang setiap harinya mengalami gejolak pemberontakan. dimana orang-orang berambisi yang gila kekuasaan tetap berada di atas sementara yang mereka perintah berada di bawah kaki mereka.

dunia yang kita jalani sekarang adalah dunia yang melumrahkan para wakil rakyat tertidur atau bertengkar saat sedang menjalani sidang penting, seolah-olah gedung beratap hijau itu adalah gedung beratap warna-warni, lambang gedung sekolah Taman Kanak-Kanak.

dunia yang kita jalani sekarang adalah dunia yang memacu kita untuk tetap dapat menyeimbangkan kehidupan sosial kita, baik dunia maya maupun nyata, meskipun terkadang batasan antara keduanya semakin lebur dimakan egoisme temporal

dunia yang kita jalani semakin kekurangan. airnya, tumbuhannya, bahkan kekurangan moralnya. dunia yang kita jalani mungkin sedang mencari tahu siapa yang patut dipersalahkan, karena dunia tahu bahwa bukan mereka yang harus mengemban dosa.

dunia yang kita jalani kini bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang dahulu menciptakan mereka, karena mereka tidak merasakan jamahanNya lagi akhir-akhir ini. dunia menghilang di antara pertigaan dosa, asa, rasa. atau Ia yang menghilang? dunia pun tidak tahu. dunia kecewa.

dunia yang kita jalani, yang sedari dulu tak berhenti berputar, memang masih berputar hingga sekarang. lelah mungkin ia, ingin cuti dari mengelilingi sang pusat tata surya. tapi dunia tahu, satu keputusan egoisnya dapat berdampak pada berjuta-juta umat. dunia tahu, begitu ia menapakkan kakinya ke tanah, sama saja ia mengakhiri hidup itu sendiri.

karena itu, dunia ini tetap berputar, memberi kesan normal. tapi kalau saja ada satu semutpun yang mau memperhatikan dengan baik, arahnya berantakan. kenyataan terdistorsi. yang penting dunia tetap berputar, peduli setan dengan orbit yang ada, rute yang ada.

dunia ini, dunia kita, sedang kehilangan arahnya.
saya di dalamnya pun begitu.

Sunday, February 20, 2011

MAINSTREAM II

hati kecil itu berkata, "hari sudah malam. lekaslah tidur."
mulut besar itu berteriak, "umur sudah tua. lekaslah menikah."
tangan kurus itu menutup mulut besar yang tertawa keras,
ternyata kalimat tadi sebuah lelucon.

mulut besar itu kembali menimpali, "tigapuluh tahun Desember ini. bergeraklah, lekas."
hati kecil itu berkata, "sudahlah. itu bukan hal penting."
tangan kurus itu mengguncang bahu, "kau akan malu sendiri nanti."
memaksa.

mulut besar itu seketika mengecil, "ah, tapi bukan hakku. toh ini hidupmu."
hati kecil itu tersenyum, "akhirnya. kau sadar juga."

tangan kurus itu menepuk dahi, "ah! sudah jam segini. maaf, saya harus segera pergi."
sebuah mulut lain menimpali dengan cepat, "kenapa?"
mulut besar itu tersenyum senang, "biasa."
mulut lain tertawa.
tapi hati kecil itu bertanya, "maksudnya?"
mulut-mulut itu tertawa. menertawakannya. "kau tak akan mengerti."
"oh cepatlah. saya penasaran." ucap si hati kecil, kesal karena merasa ketinggalan.

"kau akan mengerti ketika waktunya tiba. jangan sok tahu. jangan mau tahu. kau saja tidak mau bergerak. tigapuluh tahun, edan. sadarlah." tukas seorang teman lama, akal logika. ia selalu benar.

hati kecil itu terdiam terpaku,
mulut-mulut itu satu-persatu pergi, semua beranjak melakukan 'pekerjaan' yang mereka semua mengerti --tapi tidak dimengerti oleh si hati kecil.
konon karena ia terlalu malas bergerak.
dan mungkin tidak peka.

tigapuluh tahun, edan.


*ketika jatuh cinta menjadi prioritas dan status marital menjadi penentu kualitas

pisau pink

sebilah pisau berwarna pink
meredam jerit serta tanya
yang tak tersirat dari raut wajah itu

hening

setetes air jatuh
darah turut menggenang
airnya hijau
darahnya ungu

siapa yang bilang darahnya selalu merah?
dia memang tak bisa dijelaskan dengan akal rasional manusia

memangnya kenapa kalau darahnya ungu?
dia justru bukan manusia biasa

sebilah pisau berwarna pink itu
kini menyabung nyawa dan jiwa si manusia setengah-setengah
.
11 Desember 2009
*abstrak. silahkan meng-interpretasikannya sesuka hati. saya yang menulis saja bingung.